Optimisme Pengembang Properti di Indonesia: Citra Swarna Group Bidik Pendapatan Rp1,7 Triliun

Pengembang properti di Indonesia, khususnya Citra Swarna Group menghadapi tahun 2024 dengan penuh optimisme. Pasar properti yang terus berkembang, tingginya kebutuhan hunian, dan proyek-proyek infrastruktur besar menjadi pendorong utama bagi optimisme ini.

Citra Swarna Group menetapkan target ambisius dengan mengejar pendapatan sebesar Rp1,7 triliun, jauh melampaui capaian tahun sebelumnya yang mencapai Rp900 miliar. CEO Citra Swarna Group, Victor Yap menyatakan bahwa optimisme ini didorong oleh pencapaian positif tahun sebelumnya yang meningkat hingga 39 persen dari target yang telah ditetapkan.

“Tahun ini kami lebih bersemangat dengan menargetkan pendapatan sebesar Rp1,7 triliun,” kata Victor Yap. Strategi untuk mencapai target tersebut melibatkan perluasan proyek-proyek berjalan dan penambahan proyek baru.

Perusahaan ini juga berfokus pada ekspansi di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Medan, Palembang, dan Balikpapan, yang memiliki permintaan besar akan produk hunian. Ekspansi ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi pengembang properti di Indonesia.

“Strategi utama kami masih mengembangkan produk perumahan berdasarkan kebutuhan pasar, terutama untuk segmen pengguna (end user), karena pasokan rumah untuk segmen ini masih sangat kurang di Indonesia,” tambah Victor Yap.

Penting untuk dicatat bahwa Citra Swarna Group menetapkan segmen end user sebagai target utama, dengan mayoritas pembeli menggunakan skema pembiayaan perbankan (KPR). Hal ini membuat kinerja bisnis tetap stabil, bahkan di tengah situasi tahun politik mampu mengembangkan bisnis properti di Indonesia.

Felicia Simon, Direktur Sales & Marketing Citra Swarna Group, menekankan bahwa sumber pendapatan utama perusahaan berasal dari proyek landed residential, baik yang sudah ada maupun yang baru. Semua proyek dikembangkan dengan produk yang baik namun terjangkau, memperkuat kepercayaan pasar.

“Kami optimis kinerja bisnis kami tidak akan terlalu terpengaruh oleh situasi tahun politik karena yang kami tawarkan merupakan hunian untuk kebutuhan pokok,” tambah Felicia Simon. Perusahaan tetap fokus pada end user, memastikan pasar tetap ada, dan berkolaborasi dengan perbankan untuk mendukung lancarnya pembiayaan.

Demikian informasi seputar perkembangan bisnis properti di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Alienslatest.Org.