Riot Games Lakukan PHK Karyawan: 11% Pekerja Global Terancam Akibat Beban Biaya
Pengembang permainan video ternama asal Amerika Serikat, Riot Games baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja alias PHK karyawan terhadap 11% atau sekitar 530 karyawan di seluruh dunia. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya beban biaya yang dihadapi perusahaan yang terkenal dengan gim-gim seperti League of Legends dan Valorant.
Dalam memo yang ditujukan kepada karyawan, CEO Riot Games, Dylan Jadeja menyampaikan alasan di balik keputusan PHK karyawan tersebut. “Kami harus berbuat lebih banyak untuk memfokuskan bisnis kami dan memusatkan upaya kami pada hal-hal yang paling mendorong nilai pemain, hal-hal yang benar-benar bernilai bagi para pemain,” tulisnya pada Selasa (23/11).
Jadeja menegaskan bahwa langkah ini adalah suatu keputusan terakhir yang diambil perusahaan, dan mereka sangat menyesal harus melakukan PHK. Situasi ini menambah panjang daftar perusahaan di Amerika Serikat, terutama di sektor teknologi, media, dan perbankan, yang telah melakukan pemangkasan karyawan dalam beberapa pekan terakhir.
Perusahaan-perusahaan seperti Google, Amazon, dan perusahaan teknologi terkemuka lainnya juga telah mengumumkan PHK karyawan. Tidak hanya itu, bahkan Citigroup, bank raksasa asal AS, juga melakukan PHK terhadap 20 ribu pegawainya sebagai dampak kerugian sebesar US$1,8 miliar.
Riot Games saat ini bergabung dengan sejumlah perusahaan besar yang merespons tantangan ekonomi dengan melakukan penyesuaian organisasi. Meskipun langkah ini mengecewakan, perusahaan berkomitmen untuk terus memfokuskan diri pada nilai-nilai yang paling penting bagi pemain mereka.
Demikian informasi seputar kebijakan PHK karyawan dari perusahaan pengembang video game AS, Riot Games. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Alienslatest.Org.