Inalum Pimpin Proyek Strategis: Smelter Alumina Bauksit Diperkirakan Rampung Tahun 2027

Indonesia saat ini tengah mengebut pengembangan smelter alumina bauksit sebagai bagian dari strategi penguatan sektor industri pertambangan dan metalurgi. Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Arifin Tasrif mengumumkan bahwa PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) memiliki rencana untuk menyelesaikan pembangunan smelter alumina pada tahun 2027. Pengumuman ini menjadi sorotan dalam rapat terbatas di Istana Negara, yang dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi pemerintah.

Menurut Arifin Tasrif, Inalum akan menjadi pelaku utama dalam proses pembangunan smelter alumina bauksit, dengan proyek tersebut diharapkan selesai pada tahun 2027. Pada rapat tersebut, hadir pula Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan para eksekutif dari BUMN MIND ID, Inalum, dan PT PLN.

Arifin menjelaskan bahwa smelter alumina bauksit akan menggunakan energi bersih, sebuah langkah progresif untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Energi bersih ini akan disediakan oleh PT PLN, perusahaan listrik negara. Implementasi energi bersih dalam proyek ini sesuai dengan komitmen pemerintah untuk mengadopsi sumber energi ramah lingkungan.

Meskipun Arifin memberikan gambaran umum mengenai proyek ini, rincian terkait lokasi dan biaya pembangunan belum diungkapkan secara rinci. Saat ditanya mengenai kemungkinan suntikan modal untuk proyek ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati enggan memberikan jawaban definitif, menyatakan bahwa keputusan tersebut masih akan dievaluasi.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, proyek smelter alumina bauksit ini terkait dengan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek ini dikerjakan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) dengan kontribusi dari Konsorsium China Aluminium International Engineering Co. Ltd., (Chalieco). SGAR diharapkan menjadi elemen penting dalam rantai pasok, menghubungkan sumber daya bijih bauksit di Kalimantan Barat dengan fasilitas peleburan aluminium milik PT Inalum.

Dengan kapasitas produksi sebesar 1 juta ton alumina per tahun, proyek SGAR diharapkan dapat memainkan peran strategis dalam memenuhi kebutuhan industri alumina di Indonesia. Estimasi bahan baku bauksit sebesar 3,3 juta ton per tahun juga menunjukkan skala ambisius proyek ini.

Meskipun beberapa rincian masih harus diungkapkan, langkah ini menandai komitmen Indonesia untuk mengembangkan sektor industri alumina bauksit yang berkelanjutan dan bersiap menghadapi tuntutan pasar global dalam bidang ini. Pemerintah terus memainkan peran kunci dalam memberikan dukungan dan kejelasan dalam proses pengembangan ini, menegaskan peran strategis Indonesia di panggung industri global.

Demikian informasi seputar perkembangan dan perencanaan pembangunan smelter alumina bauksit. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Alienslatest.Org.