Tesla PHK 601 Karyawan di California: Upaya Rampingkan Struktur Perusahaan?
Perusahaan otomotif dan penyimpanan energi asal Amerika Serikat, Tesla kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. Kali ini, 601 karyawan di California menjadi korban kebijakan ini, menambah daftar panjang pengurangan tenaga kerja yang sudah dilakukan selama sebulan terakhir.
Menurut laporan dari Reuters pada Rabu (15/5), PHK ini akan berdampak pada karyawan di fasilitas Tesla di Palo Alto dan Fremont, California. Rencana ini akan mulai diberlakukan dalam periode 14 hari yang dimulai pada 20 Juni 2024.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi Tesla untuk merampingkan struktur perusahaan. Pada pertengahan April lalu, CEO Tesla, Elon Musk menyatakan bahwa perusahaan akan mengurangi lebih dari 10 persen tenaga kerja secara global. Hingga akhir 2023, total karyawan Tesla tercatat mencapai 140 ribu orang.
Sebelum pengumuman PHK di California, Tesla sudah memberikan sinyal akan memangkas karyawan dari divisi perangkat lunak, layanan, dan teknik. Ini bukan pertama kalinya Tesla melakukan PHK massal. Bulan lalu, perusahaan ini telah merencanakan untuk mengurangi lebih dari 6.700 karyawan di berbagai fasilitasnya di Texas, Nevada, New York, dan California.
Dengan kebijakan tersebut, sepanjang tahun ini, Elon Musk dan timnya telah memberhentikan lebih dari 35 ribu pekerja, termasuk beberapa eksekutif senior seperti Drew Baglino dan Rohan Patel. Selain itu, Direktur Senior Pengisian Daya Tesla, Rebecca Tinucci, dan Manajer Program Pengembangan Tesla, Daniel Ho, juga terkena dampak.
Emiten dengan kode saham TSLA.O ini memperkirakan akan mengeluarkan biaya lebih dari US$350 juta atau sekitar Rp5,6 triliun (asumsi kurs Rp16.100 per dolar AS) untuk membayar pesangon atas rangkaian PHK massal tersebut hingga kuartal II nanti.
Berbagai situasi sulit seperti penurunan penjualan dan persaingan harga yang intens menjadi latar belakang dari keputusan PHK ini. Penurunan adopsi kendaraan listrik di seluruh dunia, yang diperparah oleh kenaikan suku bunga global, menjadi faktor utama mengapa pasar EV (Electric Vehicle) mengalami perlambatan.
Beberapa analis berpendapat bahwa Tesla sedang berfokus pada pengembangan transportasi otonom, termasuk perangkat lunak untuk kendaraan otonom, layanan robotaksi, dan humanoid robot (robot yang menyerupai perilaku manusia). Langkah ini dianggap sebagai upaya Tesla untuk tetap bersaing dan relevan di pasar yang terus berubah.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Tesla berharap langkah restrukturisasi ini akan membantu perusahaan lebih efisien dan fokus pada inovasi teknologi di bidang transportasi. Namun, keputusan PHK ini tentu menimbulkan dampak sosial dan ekonomi bagi ribuan karyawan yang kehilangan pekerjaan mereka.
Meski demikian, Tesla tetap menjadi pionir dalam industri otomotif listrik dengan visi ambisius untuk masa depan transportasi. Perusahaan ini terus berupaya mengatasi hambatan-hambatan yang ada dan berkomitmen untuk mewujudkan kendaraan otonom sebagai standar masa depan.
Demikian informasi seputar keputusan Tesla melakukan PHK karyawannya cabang California. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Alienslatest.Org.